Ramadhan, Sepenuhnya Tentang Kesabaran

Marhaban ya Ramadhan..

Tanggal 27 Mei 2017 tepat bagi kita umat muslim mulai berpuasa. Dari pekerja, pengusaha, pelajar, sampai ibu-ibu hamil pun bahkan ada yang memulai puasa di hari tsb. Gue sendiri juga sejauh ini puasa tanpa ada halangan yang berarti, apalagi di hari awal puasa rumah rame karena ada saudara nginep juga, alhamdulillah sih sesuatu jadi makin semangat hehehe

Dan sejauh gue jalanin sampai sekarang ini, sadar atau tidak sadar, gue nangkep banyak hal yang setidaknya bisa melatih diri ini untuk lebih berpikir & merenung. Yeaah.. Meski gue akui ada hal yang enggak enak juga..

Di ramadhan kali ini, gue lebih merasa banyak kehangatan dari lingkungan sekitar, dari lingkungan pekerjaan, rumah, sahabat, sampai masalah komputer rusak :(

SKIP! 

Rasanya kalau dipikir-pikir, kadang mencoba jadi orang yang sempurna baiknya itu agak berat sih.. Gimana enggak? Gue sadar kalau tiap orang punya watak dan jiwa yang berbeda, untuk bisa bersikap baik ke orang lain, kadang memang dari kita sendiri perlu dapet pengalaman khusus, dan perlu juga berkenalan dengan banyak watak agar kita pun juga punya referensi yang memadai.

Dan kadang gue nemu aja tuh pengalaman kaya gini..

  1. Kadang ada orang yang “lupa diri” saat ia mendapatkan kesenangan/rejeki/prestasi. Di saat ini orang tersebut akan lebih merasa di atas segalanya, dan tidak jarang di kondisi ini mereka tidak sengaja melukai perasaan orang lain lewat kata-kata atau sikapnya tanpa disadari.
  2. Memang sih ada beberapa orang yang sikapnya tidak menyenangkan, tapi ketika gue merasa ilfil/sedih/kesel, gue justru sadar untuk tidak bersikap hal yang sama ke orang lain karena ya gue tau itu ga ngenakin banget.
  3. Orang yang membenci atau negatif ke kita itu pasti ada, tapi gue selalu inget hal bahwa gue TIDAK BISA mengubah itu! Jadi yah yang bisa kita lakukan yang terbaik adalah bagaimana kita menyikapi hal tersebut, dan itu adalah satu-satunya hal yang bisa kita lakukan!
  4. Setiap orang memang punya kecenderungan lupa saat senang, & berubah relijius saat mereka mendapati masalah hidup yang lebih serius. Dan hal ini jugalah yang seharusnya membuat kita untuk lebih mengubah sikap & tetap istiqomah, bukankah Allah tidak suka umat yang berlebih-lebihan?

Nah disini barulah gue sadar bahwa tidak mudah untuk bersikap sempurna sebagai orang baik.

“Lho bukannya manusia gak ada yang sempurna!?”

Ya! Kamu benar! Manusia memang tidak ada yang sempurna, tapi apakah dengan mudahnya kita menggunakan alasan tersebut untuk tidak segera memperbaiki diri?

Ujian itu pasti ada, mustahil hidup “gratis” tanpa beban & cobaan. Tapi apapun yang terjadi tetaplah jadi diri sendiri! Tetaplah tenang dan bersabar. Jangan juga “lupa diri” sehingga tanpa sengaja kita menyinggung perasaan orang lain. Tetaplah bersikap baik tanpa berpikir apa yang orang lain pikirkan tentang kita. 

Cukup biarlah kita jadi “korban” atas sikap mereka, bahkan bersyukurlah, karena sudah pasti hal itu menambah referensi pengalaman kamu untuk tidak bersikap seperti mereka, karena kamu tau itu menyakitkan..

Tetap berpikir positif aja, sekali lagi ingatlah bahwa kita tidak bisa mengubah pandangan negatif orang lain tentang kita, tapi harusnya hal itulah yang memotivasi kita. Tetap semangat & jadilah diri sendiri, tidak perlu menjadi sosok lain untuk sekedar ingin mendapat pengakuan & disukai orang sekitar.

Yah mungkin itu sih yang bisa gue tulis atas pengalaman gue di ramadhan ini, tidak mudah memang “menyetok” kesabaran di hati, selalu saja gue hampir kehabisan stok, tapi alhamdulillah gue udah terbiasa untuk “tidak berdaya”, dan atas dasar itu jugalah yang membuat gue jadi observatif gini

Semangat ramadhan! :angel